Rabu, 16 November 2011

Cerpen

This is not Ugly loser and not ugly Luck

Anny, Stephany dan Gita memang nggak bisa terpisahkan. Meski mereka beda kelas, dan beda karakter tetapi persahabatan mereka tetap kompak dan saling mendukung satu sama lain. Baru-baru ini Anny si Penggila menggambar lagi jatuh cinta yang akhirnya membuat dua sahabatnya harus turun tangan. Stephany yang memang mencintai fashion berusaha untuk mengubah penampilan Anny yang cenderung tomboy, sementara si Kritikus Gita merasa Anny nggak menjadi dirinya sendiri.
                                                                     ***

Mata Anny menerawang persis ke arah cowok ganteng yang lagi latihan basket di depan lapangan. Tiba-tiba sosok cewek putih, tinggi semampai, rambut tergerai sebahu merusak imajinasinya. “Ya Tuhan…ngapain lagi dia ada di situ, merusak pemandangan aku aja,” ia pun menggerutu sendiri.

“Eh, bengong di depan toilet. Nanti kesambet setan toilet, baru tahu rasa lho…” tegur Stephany yang mendadak muncul dari arah belakang. “Masih aja mau bersaing sama kayra cewek high maintenance itu? Udah deh Ny, dia itu nggak selevel sama kamu. Fisiknya memang ok, tapi kan kamu jauh lebih berbakat dari pada dia,” hiburnya. 

“Yah apa artinya aku jago menggambar dan melukis kalau ternyata malah bikin aku kelihatan nggak terlihat bersih, rapi, trus feminim,” tutur Anny yang belakangan lagi nggak pede banget dan merasa jadi the ugly loser.

“Hei, kalau urusan penampilan serahin sama aku. Kamu juga cantik kok, kamu cuma  perlu lebih perhatian sama tubuh dan penampilan. Nanti sore pergi sama aku ya, kita bikin proyek make over Anny ok?” Stephany yang emang demen fashion merasa tertantang untuk mengubah penampilan sahabatnya. 
                                                                      ***

Proyek Stephany memang jempolan, keesokan harinya di sekolah, penampilan Anny berhasil menarik perhatian banyak orang. “Wah…ada apa, kenapa neh? Kok beda banget, tapi jadi mirip sama…sama….Kayra..hehe..” Ledek Gita yang tahu temennya ini paling sebel sama Kayra. “Eh enak aja, aku tuh cuma pengen tampil beda aja kok dari biasanya..” belanya. 

“Iya, kok kamu nggak dukung sih. Anny itu udah mau lebih peduli sama penampilan, kita hargai dong...cewek kan memang harus gitu.” Stephany nggak rela hasil kerja kerasnya diejek Gita.

“Iya…iya…aku becanda kok. Kamu memang kelihatan cantik Ny, tapi ini bukan gaya kamu, dengan rambut hair extension, flat shoes, tote bag? Kamu kelihatan nggak santai. But anyway…you look beautiful,” puji Gita. “Gimana kabar Lomba melukis pekan depan? “Semangat latihan menggambarnya ya!”

“Hhmm…kayaknya aku nggak latihan dulu deh…aku agak malas ah tanganku belepotan karna cat lukis,” tandas Anny.

Lho kok jadi kalah sama cat lukis, masa cuma karena pengen memberi kesan sama Danan, kamu malah jadi nggak asyik gini sih, ini kan buat sekolah kita Ny, dan kamu kan salah satu pelukis terbaik kita.” Gita terdengar mulai sewot. 
                                                                        ***

Anny rupanya bersikeras nggak mau Latihan melukis. Penampilannya pun mulai mengganggu. Saat latihan melukis dengan teman – teman dan termasuk guru melukis, Anny menggunakan kaos bertangan panjang dan menggunakan sarung tangan agar tangannya tidak kotor. “kamu kalau begitu terus dan bagaimana saat hari H saat lomba nanti kita outdoor dan harus berpanas-panasan???.. kamu akan di cap tidak professional terlalu mementingkan kulitmu itu!!” Ujar Mesty, teman dekatnya kalau sedang melukis.
Ucapan Mesty sontak membuat Anny merasa marah, sekaligus malu dan gengsi berat untuk membela diri. Meski ia berusaha untuk tampil lebih cantik ternyata nasib buruk tetap tetap saja mendekatinya. “Bebas dari ugly duck, welcome ugly luck! What a live…” ucapnya menghela napas. 
                                                                 ***

Lomba antara SMU Pratama dan SMU Bakti Dharma pun berlangsung seru. Semua supporter dari kedua SMU hadir dan saling menyoraki jagoan mereka. Di sudut bangku, Anny duduk sembari memperhatikan teman2 pelukis dari sekolah lain.
Dari bangku belakang tiba-tiba Gita dan Srephany mendekati Anny. “Ny, kamu harus melukis dengan hati dan jangan mau gambarmu kalah bagus dari yang lainnya..ayoo tunjukkan semangat gila menggambarmu dan selalu ingin menang. Takdir kamu bukan untuk duduk di bangku begini dan hanya menyendiri,” ucapan Gita membuat dada Anny seperti diberikan bogem mentah. 

Anny mulai memperhatikan penampilannya dari ujung kaki dan menyadari bahwa dia sudah berubah menjadi orang lain dan mengorbankan potensi dalam dirinya hanya untuk cowok yang nggak lebih penting dari pada melukisnya. “Tapi…” Anny belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Stephany langsung menyodorkan alat-alat melukis Anny dengan Citra Lasting White Extra di atasnya. “Nih, kamu nggak perlu lagi khawatir kulit kamu bakal menjadi gelap, apalagi kelihatan kusam dan nggak terawat. Pakai ini dan tunjukin diri kamu yang sebenarnya. Kamu pasti bisaNy!” ucap Stephany memberi semangat. 

Tanpa ragu Anny langsung lari ke samping teman-teman yg mengikuti lomba, mengganti semua pakaian panjangnya dengan pakaian simplenya. Rasa percaya diri Anny kembali lagi. Sebelum bertanding Anny menggunakan Citra Lasting White Extra yang harumnya nggak cuma membuat ia lebih rileks tapi juga bersemangat sekaligus. 

Setelah bernegosiasi denganMesty, Anny pun kembali siap untuk melukis. Semua bersorak atas kembalinya Anny yang akhirnya menarik perhatian Dhanan. Sangat terlihat dari kejauhan bahwa lukisan Anny lah yang paling mencolok bagusnya.

Usai lomba, Anny, Stephany dan Gita berencana untuk merayakan kemenangan mereka di kantin Pak Cecep sambil minum smoothies yang bikin seger. Tiba-tiba Dhanan menghampiri mereka yang sedang berjalan ke kantin pak Cecep.

“Hai, aksi kamu tadi keren banget. Thanks ya...udah bikin sekolah kita menang. Hampir saja aku berpikir kita bakal kalah di kandang sendiri. Aku Dhanan, kalian mau kemana?” tutur cowok tinggi idaman Anny.

“Thanks…Anny.” Seolah mulutnya terkunci dan tubuhnya membeku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. “Kita tadinya mau nemenin Anny merayakan kemenangan makan di kantin Pak Cecep tapi kebetulan aku sama Stephany ada keperluan mendadak mau ke ruangan guru dulu, mungkin kamu bisa temenin nanti kita nyusul,” Gita nggak mau kesempatan ini hilang begitu saja karena Anny yang jadi super kaku. 

“Boleh banget…” Dhanan pun dengan santai berjalan bersama Anny dan ngobrol seru seputar melukis. “Nanti kita nyusul ya….” Ledek Stephany sambil mengacungkan jempol saat Anny menoleh. 

Anny akhirnya nggak jadi ugly loser ataupun cewek dengan ugly luck. Anny sadar potensi yang dimilikinya adalah kelebihan yang harus disyukuri. 

Nama : Ani Sulistyarini
Kls     : 3EB09
Npm  : 21209818